Pakar
ilmu-ilmu sosial menangkap perilaku pola hidup masyarakat tradisional
dengan mendefinisikannya menjadi kearifan lokal. Mereka mengatakan, kearifan
lokal adalah cara dan praktik yang dikembangkan oleh sekelompok masyarakat,
yang berasal dari pemahaman dan interaksi mendalam akan lingkungan tempat
tinggalnya. Kearifan lokal berasal dari masyarakat untuk masyarakat yang
dikembangkan dari generasi ke generasi, menyebar, menjadi milik kolektif, dan
tertanam di dalam cara hidup masyarakat setempat. Masyarakat memanfaatkan tata
atur kearifan lokal untuk menegaskan jatidiri dan bertahan hidup.
Betawi
sebagai suku dan kebudayaan inti Jakarta memiliki beragam keunikan. Seperti yang
kita ketahui etnik Betawi merupakan percampuran dari beberapa etnik seperti
Bugis, Hindu, Cina, Melayu, Arab, Belanda serta Portugis. Hal tersebut yang
menjadikan kebudayaan Betawi menjadi beragam. Keragaman tersebut menimbulkan
ciri tersendiri bagi masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi pada dasarnya
merupakan masyarakat yang terbuka/egaliter. Masyarakat Betawi tidak pernah
merasa “mentang-mentang” ataupun egois di daerahnya sendiri. Masyarakat Betawi
sangat menghargai para pendatang. Misalnya, setiap ada acara-acara dari etnik
lain selalu diundang dan dianjurkan untuk memakai adat daerah mereka sendiri.
Selain itu, kearifan lokal warga Betawi yang selalu mencari solusi dengan cara
yang elegan, kuat rasa humor tanpa harus kehilangan substansi, dirasakan sebagai
sebuah kekuatan yang harus dipertahankan
Masyarakat
Betawi sangat mempertahankan kearifan nilai gotong royong dalam melakoni
berbagai kegiatan kemasyarakatan. Misalnya, jika ada warga melaksanakan resepsi
pernikahan, segenap tetangga menyingsingkan lengan baju membantu dengan
berbagai cara. Entah membantu dengan beras, sayur-mayur, daging, buah-buahan,
dan sebagainya. Hebatnya, semua bantuan itu dicatat oleh penerima yang pada
gilirannya akan dikembalikan kepada penyumbang manakala yang bersangkutan menyelenggarakan
hajat. Begitu seterusnya. Sementara itu tradisi angpau yang
dilembagakan masyarakat Betawi, menjadi menarik lantaran banyak pihak yang
semula memandang sinis, justru di kemudian hari meng-copy-paste
secara vulgar. Dulu masyarakat non Betawi menyelenggarakan resepsi di gedung
yang disewa. Undangan umumnya datang membawa hadiah berupa kado atau karangan
bunga. Kedua jenis ucapan selamat itu justru merepotkan karena memerlukan space
cukup luas untuk menyimpannya. Belum lagi jika harus diangkut dibawa pulang,
pasti memerlukan biaya tambahan. Itu sebabnya angpau sebagai ucapan
selamat model masyarakat Betawi, membawa pencerahan dan inspiring
selain tentunya efektif dan efisien. Mulailah undangan resepsi pernikah
mencantumkan keterangan ”Ungkapan simpatik dan ucapan selamat sebaiknya
tidak berupa karangan bunga atau kado”. Artinya, ucapkanlah dengan uang!
Tak seperti masyarakat Betawi, yang menerima angpau ’salam tempel’ dan
bersentuhan secara langsung, angpau orang non Betawi dimasukkan ke
dalam kotak khusus yang disediakan di dekat meja penerima tamu atau di samping
pelaminan. Kini kado dan karangan bunga sudah tak lazim beredar pada pesta
resepsi perkawinan. Kedudukannya tergantikan oleh angpau ala Betawi.
Setiap
warga Betawi memiliki bentuk rumah yang khas, di mana pada awalnya rumah Betawi
terbuat dari kayu dan bambo. Seiring perkembangan zaman, rumah Betawi
menggunakan tembok sebagai dindingnya. Yang menjadi ciri khas rumah Betawi
adalah menggunakan atap dari genteng, apapun material rumahnya. Selain
beratapkan genteng, yang menjadi ciri khas rumah Betawi adalah memiliki
peralatan rumah yang luas. Jendelanya pun dibuat lebar dan terbuka, beranda
yang sekaligus berfungsi sebagai ruang tamu dibuat terbuka. Hal ini menunjukkan
betapa terbukanya kebudayaan Betawi terhadap pendatang. Meskipun terkesan
sederhana dan terbuat dari bahan-bahan sederhana, rumah Betawi memiliki
ornament khas. Sebagai contoh, konsep rumah tradisional atau etnik dapat
menggunakan elemen dari bahan kayu tradisional yang diukir dengan ukiran khas
Betawi. Ornamen ukiran tradisi yang bisa dilihat ada pada jendela, pintu,
kusen, atau lubang angin, yang terpengaruh oleh budaya dari Arab, Portugis,
Cina, dan Belanda. Selain itu, di setiap rumah Betawi selalu terdapat pepohon
di halaman rumah.baik itu pohon yang berada di dalam tempat atau pot, maupun
pohon buah-buahan yang besar. Adanya pepohonan di setiap rumah Betawi
mengindikasikan bahwa warga Betawi menyukai suasana yang sejuk dan ikut
berperan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Di belakang rumah Betawi
biasanya juga terdapat galian lubang yang berfungsi untuk membakar sampah.
Warga Betawi juga sangat menjaga kebersihan lingkungan, setiap minggu mereka
biasanya membersihkan rumah dan lingkungan sekitar mereka.
Menurut
tradisi orang Betawi, ada beberpa hal yang harus diperhatikan ketika hendak
membangun sebuah rumah. Ada beberapa pertimbangan yang dipakai, diantaranya
segi biaya, bahan material bangunan, lahan di mana rumah akan dibangun, dan
berbagai pertimbangan yang sifatnya gaib. Di beberapa wilayah, masyarakat
Betawi memiliki aturan jika membangun rumah berdasarkan arah naga bbesar.
Tradisi turun-menurun yang harus dipatuhi adalah jangan membangun rumah di atas
lahan yang telah dikeramatkan. Tidak boleh membangun rumah yag posisinya berada
di sisi kiri rumah orang tuanya.
Masyarakat Betawi memiliki kepercayaan bila membangun rumah yang
posisinya berada di sisi kiri rumah orang tua, menyebabkan keluarga anaknya
akan menderita sakit dan rezekinya tidak lancar. Sebelum membangun rumah,
diadakan upacara andilan atau upacara prapembangunan. Pacar andilan ini bisa
dikatakan sebagai pertemuan keluarga besar. Dalam pertemuan ini, seluruh
keluarga berkumpul, bergotong oyong untuk memberikan bantuan sesuai
kemampuannya. Bantuan yang bisa diberikan antara lain bahan bangunan, seperti
genteng, papan, kayu, bambu. Bahkan, ada yang memberikan bantuan dalam bentuk
uang. Sebelum memulai pembangunan rumah, masyarakat Betawi mengadakan acara
tahlilan. Tahlialan dilakukan supaya selama pembangunan mendapat kemudahan dan
keberkahan.
Biasanya,
sehari menjelang Ramadhan atau puasa, orang Betawi punya kebiasaan yang khas, yaitu
Mandi Merang. Kebiasaan ini sering dilakukan saat sore hari menjelang puasa
esok, terutama para ibu dan para gadis-gadis. Mereka berkeramas menggunakan
merang. Caranya, kulit gabah dibakar kemudian dicampur dengan buah rek-rek. Buah yang biasa digunakan
untuk menyepuh perhiasan, emas dan perak, agar mengkilat kembali. Di samping
merang, untuk keperluan keramas ada kalanya digunakan lidah buaya. Sedangkan
untuk memperindah dan mencegah kerontokan rambut digunakan minyak kemiri.
Namun, hal itu semua sudah tergantikan dengan shampo. Sebetulnya, mandi dan
keramas tersebut mempunyai motif tersendiri yakni pembersihan lahir dan batin
dalam menyambut bulan suci Ramadan. Ada lagi tradisi yang hingga kini masih
terus dilakukan, yakni tradisi ziarah kubur atau nyekar menjelang puasa. Namun
biasanya, hal itu dilakukan khusus kaum pria. Wanita dilarang karena khawatir
ada di antara mereka yang mendapat haid. Ziarah kubur dilakukan sebagai
penghormatan dan mendoakan arwah orang tua dan keramat. Banyak yang membaca
surat Yasin atau membaca tahlil, sambil membersihkan makam kerabat. Yang biasa
juga dilakukan masyarakat Betawi menjelang Ramadan adalah mengantar penganan
atau bingkisan (disebut juga Nyorog)
kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti bapak/ibu, mertua (calon
mertua), paman, kakek/nenek atau kerabat dekat. Bukan saja anak dan cucu, calon
mantu juga mengantar penganan pada calon mertua. Penganan atau bingkisan
itu umumnya berupa roti, sirup, kopi, susu, gula, dan kurma.
Kearifan warga Betawi yang lain terlihat pada saat hari besar
keagamaan atau ketika ada acara tertentu, di mana warga Betawi selalu membuat
makanan khas Betawi, seperti tape uli, kue apem, dodol Betawi, kue akar kelapa,
dll. Makanan khas Betawi ini dibuat dengan cara khas, seperti tape uli, di mana
tape dan ulinya sama-sama dibuat dari ketan. Bedanya tape dari ketan hitam dan
uli dari ketan putih. Kata nenek dalam pembuatan tape ada beberapa pantangannya, yaitu pertama ketika membuat (mengaduk)
tidak boleh dilewati oleh orang yang sedang berhalangan atau menstruasi. Kedua tidak boleh berbicara alias
harus diam. Ini memang sekedar mitos tapi benar. Pernah kejadian dulu, waktu
membuat tape, ternyata bibi saya sedang menstruasi dan melewati nenek yang
sedang membuat tape, akhirnya tapenya rasanya asem dan tidak enak di lidah. Hal
ini juga berlaku dalam pembuatan dodol Betawi, di mana dalam pembuatan dodol
tidak boleh bicara kotor, baik dalam arti harfiah maupun arti kiasan dipercaya
akan membuat rasa dodol menjadi tidak enak. Dari sisi ilmiah, hal ini untuk
menjaga agar konsentrasi tetap pada pembuatan dodol. Selain itu, untuk membuat
makanan khas Betawi juga memerlukan alat yang khas, seperti untuk membuat dodol
harus memiliki kuali besar dari tembaga alias kenceng. Pada hari-hari besar selain membat makanan khas, orang Betawi
juga selalu menggunakan baju koko dan peci untuk para lelakinya dan untuk
wanita biasanya menggunakan pakaian gamis atau kebaya. Selain itu pada proses
pernikahan ada prosesi Buka
Palang Pintu Sebelum mempelai pria diterima masuk ke dalam rumah. Caranya, si
keluarga mempelai pria menjelaskan maksud kedatangan mereka dengan menggunakan
pantun Betawi. Keluarga mempelai wanita juga menjawab dengan pantun, sehingga
terjadilah berbalas pantun. Maksud prosesi ini sendiri adalah memberikan
sejumlah syarat kepada calon mempelai pria sebelum diterima oleh pihak si
gadis. Syaratnya, keluarga si pria harus pandai berkelahi dan mengaji.
Tujuannya agar si pria mampu melindungi dan menjadi pemimpin agama buat
keluarganya kelak. Biasanya setelah saling menantang dalam pantun,
masing-masing keluarga mengeluarkan jurus ala silat Betawi. Konon, pada jaman
dahulu mereka berkelahi betulan. Sekarang tentu saja perkelahian itu hanya simbol
belaka. Karena pada dasarnya pihak keluarga perempuan cuma ingin melihat sejauh
mana kepandaian silat si calon mempelai pria. Usai prosesi Buka Palang Pintu,
mempelai pria pun diterima keluarga mempelai wanita. Selanjutnya mereka
melakukan prosesi ijab dan kabul.
Referensi
Casino - JTGHub
BalasHapusWelcome to the Casino and 안양 출장마사지 Games page of our mobile site. All Casino Games - Welcome to our website! All your 경산 출장안마 favourite 제천 출장안마 Casino 포항 출장안마 games, 통영 출장마사지 Roulette, Blackjack, live